Senin, 11 Desember 2017

PENERAPAN ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)

ERP
(ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)

1.     Definisi ERP (Enterprise Resource Planning) adalah singkatan dari Enterprise Resource Planning yang dalam bahasa Indonesianya sering disebut dengan Perencanaan Sumber Daya Perusahaan.  ERP adalah Sistem perencanaan perusahaan yang berbasis aplikasi komputer terpadu yang digunakan untuk mengelola sumber daya internal dan eksternal perusahaan. Sumber daya perusahaan tersebut termasuk aset-aset yang berwujud, keuangaan, material dan sumber daya manusia.
·         KELEBIHAN ERP
ü  Integrasi antara area fungsional yang berbeda untuk meyakinkan komunikasi, produktifitas dan efisiensi yang tepat.
ü  Rancangan Perekayasaan
ü  Pelacakan pemesanan dari penerimaan sampai fulfillment
ü  Mengatur saling ketergantungan dari proses penagihan material yang kompleks
ü  Pelacakan 3 cara yang bersesuaian antara pemesanan pembelian, penerimaan inventori, dan pembiayaan
ü  Akuntasi untuk keseluruhan tugas: melacak pemasukan, biaya dan keuntungan pada level inti
·         KELEMAHAN ERP
ü  Terbatasnya kustomisasi dari perangkat lunak ERP
ü  Sistem ERP sangat mahal
ü  Perekayasaan kembali proses bisnis untuk menyesuaikan dengan standar industri yang telah dideskripsikan oleh sistem ERP dapat menyebabkan hilangnya keuntungan kompetitif
ü  ERP sering terlihat terlalu sulit untuk beradaptasi dengan alur kerja dan proses bisnis tertentu dalam beberapa organisasi
ü  Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan dari pelanggan
ü  Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data keuangan. Hal ini  dapat meningkatkan resiko kehilangan informasi sensitif, jika terdapat pembobolan sistem keamanan
·         MANFAAT ERP
ü  INTEGRASI  DATA KEUANGAN
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top managment bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.
ü  STANDARISASI PROSES OPERASI
Menstanarkan proses operasi melalui iplementasi bestpractice terjadi peningkatan produktivitas, penurunan efisiensi dan peingkkatan kualitas produk.
ü  STANDARISASI DATA AN INFORMASI
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak bussinness unti dengan jumlah dan jenis bisnis yang berbeda-beda.
2.    KONSEP-KONSEP DASAR ERP

  •  “ERP terdiri atas paket software komersial yang menjamin integrasi yang mulus atas semua aliran informasi di perusahaan, meliputi keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok, dan informasi konsumen” (Davenport, 1998).
  • “Sistem ERP adalah paket sistem informasi yang dapat dikonfigurasi, yangmengintegrasikan informasi dan proses yang berbasis informasi didalam, dan melintas area fungsional dalam sebuah organisasi” (Kumar dan Van Hillsgerberg, 2000).
  • “Satu basis data, satu aplikasi, dan satu kesatuan antarmuka di seluruh enterprise” (Tadjer, 1998).
Konsep-konsep utama ERP tersebut digambarkan dalam satu diagram seperti pada gambar berikut:









Fungsi-fungsi perusahaan yang harus dilibatkan dalam suatu proses ERP meliputi perencanaan bisnis (visi, misi, dan perencanaan strategis), peramalan, proses MRP II (master planning, perencanaan produksi, pembelian, manajemen persediaan, pengendalian aktivitas, dan pengukuran kinerja manufakturing), finansial (payroll, penetapan biaya produksi, hutang, piutang, harga tetap, general ledger), sumber daya manusia, sistem informasi, rekayasa pabrik dan peralatan, dan lain-lain (Gasperz, 2004), Konsep ERP dapat dijalankan dengan baik, jika didukung dengan seperangkat aplikasi dan infrastruktur komputer baik software dan hardware sehingga pengelolaan data dan informasi dapat dilakukan dengan mudah dan terintegrasi.
·         KONSEP DASAR ERP
Konsep dasar ERP dapat dilihat pada diagram di bawah ini:


3.    PERKEMBANGAN ERP
ERP berkembang dari Manufacturig Resource Planning (MRP 11) dimana MRP 11 sendiri adalah hasil evolusi dari MRP yang berkembang sebelumnya. Sistem erp biasanya menangani proses manufactur, logistik, distribusi, persediaan, pengapalan invoice dan akunting perusahaan.
·         Tahap – Tahap evolusi ERP:
Ø  Tahap I: Material Requirement Planning (MRP) merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material.
Ø  Tahap II: Slose-Loop MRP. Merupakan sederetan fungsi dan tidak hanaya terbatas pada MRP, terdiri atas alat bantu penyesuaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan.
Ø  Tahap III: MRP-II merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan.
Ø  Tahap IV: ERP merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah.
Ø  Tahap V: Extended ERP (ERP II) merupakan perkembanagn dari ERP yang diluncurkan tahun 2000, serta lebih komplek dari ERP sebelumnya.
·            Karakteristik ERP
ERP memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:
1.      Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-server baik tradisional(berbasis desktop) maupun berbasis web.
2.      Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
3.      Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
4.      Sistem ERP menggunakan database dengan skala enterprise untuk penyimpanan data.
5.      Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time.

4.     KAITAN SIM DENGAN ERP
Kaitan SIM dengan SYSTEM ERP yaitu untuk hubungan erp dan system informasi manajemen adalah ERP merupakan teknik dan konsep bagaimana mengintegrasikan manajemen perusahaan secara keseluruhan dengan pengguna yang efektif sumber daya untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Dengan menerapkan system informasi manajemen berupa erp dalam struktur aktifitas perusahaan maka diharapkan dapat mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan efisiensi daripada tugas-tugas perusahaan.
5.      CONTOH KASUS ERP DALAM SISTEM INFORMASI MAAJEMEN
Untuk contoh kasus penerapan ERP ini adalah pada perusahaanNueske’s Applewood Smoked Meats, sebuah perusahaan spesialis penyuplai daging asap, sosis, dan ayam di Wisconsin, Amerika Serikat sejak tahun 1933. Berdasarkan video yang diunggah oleh Aptean, sebuah perusahaan penyedia jasa perangkat lunak perusahaan (termasuk SAP), pada situs jejaring sosial Youtube (https://goo.gl/sXSWXC), digambarkan bagaimana perubahan positif yang terjadi ketika ERP mulai diimplementasikan pada perusahaan itu.

Pada video yang diunggah pada tanggal 22 April 2014 tersebut, Glenn Gazzolo, Chief Operating Officer dari Nueske’s mengakui bahwa sebelum periode 2010-2011 semua yang terjadi benar-benar sedikit berbeda dari apa yang telah terjadi sekarang. Ia berkata bahwa hal-hal seperti berapa besar biaya produksi suatu produk, atau bagaimana yang harus dilakukan dalam setahun ke depan, dapat memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan hanya untuk sekadar menyusun suatu rencana yang tepat. “Itu sangat lambat dan banyak duplikasi dalam pekerjaan kami”, ujarnya.
Namun setelah implementasi ERP, ia mengakui semuanya menjadi lebih cepat. “Bahkan hanya dengan menekan satu tombol, kami sudah dapat menemukan sebuah jawaban yang tepat”, tukas Glenn. Hal semacam ini menurutnya sangatlah efisien dan memberikan ruang bagi Nueske’s untuk mengembangkan bisnisnya. Menurut Andy Pietsch, Manajer Operasional Nueske’s juga mengatakan bahwa sebelum implementasi ERP dilakukan, semua data-data harus dikumpulkan secara manual seperti kebanyakan perusahaan yang bergantung pada berlembar-lembar spreadsheet Excel dan menjaga agar data tersebut tetap valid. Ia juga menambahkan bahwa, pada lingkungan kerja Nueske’s yang bersuhu dingin-lembab dan memprioritaskan keamanan makanan yang tinggi, pengukuran untuk kebanyakan data ini (pada bahan baku) sangat sulit untuk dilakukan secara akurat. “... dan kegiatan pelaporan data menjadi sangat rapi juga lancar, karena kami telah memiliki database”, ujarnya.
Berdasarkan contoh yang saya berikan, ERP memang dapat meningkatkan efisiensi sebuah perusahaan, apabila dilakukan dengan tepat dan didukung oleh semua pihak. Sekali lagi, hanya dan akan terjadi, jika dilakukan dengan tepat. Sebab, ada pula perusahaan yang tidak begitu sukses dalam melakukan penerapan konsep ERP ini. Salah satu contohnya, adalah kasus yang menimpa Nestlé pada awal tahun 2000-an.
Nestlé adalah perusahaan makanan dan minuman multinasional yang berkantor pusat di Vevey, Switzerland. Produk-produk yang dihasilkan oleh Nestlé meliputi makanan bayi,  minuman botol, sereal sarapan, kopi dan teh, gula, susu, es krim, makanan beku, makanan hewan, dan cemilan (Bangsa, 2015). Nestlé dibentuk pada tahun 1905 oleh penggabungan dari Perusahaan Susu Anglo-Swiss, yang didirikan pada tahun 1866 oleh George Page dan Charles Page bersaudara, dan Farine Lactée Henri Nestlé, didirikan pada tahun 1866 oleh Henri Nestlé. Perusahaan tumbuh signifikan selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, memperluas penawarannya di luar produk awalnya, yaitu susu kental dan produk formula bayi (Bangsa, 2015). Pada tahun 2000 Nestlé memutuskan untuk memanfaatkan luasnya jaringan dan mulai menjadi perusahaan raksasa. Untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan menandatangani kontrak dengan SAP senilai 200 juta USD untuk membangun sebuah sistem ERP untuk 230.000, karyawannya di dalam 80 negara di seluruh dunia (Olson, 2004, dalam Bangsa, 2015). Kemudian, Nestlé juga menyerahkan tambahan 80 juta USD yang dihabiskan untuk konsultasi, pemeliharaan, dan upgrade (Konicki, 2000, dalam Bangsa, 2015). Para eksekutif di Nestlé menyadari bahwa perusahaan membutuhkan untuk standarisasi proses bisnisnya jika ingin perusahaannya lebih kompetitif. Peluncuran telah dijadwalkan untuk mengambil tiga tahun untuk situs terbesar Nestlé (Bangsa, 2015). Pada tahun 1997, Nestlé USA memulai proyek ERP yang dikenal sebagai BEST (Business Excellence Through Systems Technology) (Worthen, 2002). Proyek tersebut dijadwalkan untuk berjalan selama 6 tahun yang berakhir pada kuarter pertama di tahun 2003. Proyek ini telah dianggarkan lebih dari 200 juta USD dan akan mengimplementasikan 5 modul SAP, yaitu pembelian, finansial, penjualan dan pendistribusian, akun pembayaran, dan akun penerimaan (Worthen, 2002). Tujuan dari implementasi ini adalah sama seperti cabang sebelumnya, yaitu untuk penggabungan. Dalam kasus ini, ERP merupakan bagian dari visi Chairman Nestlé USA dan CEO Joe Weller yang dimaksud sebagai “One Nestlé” yang akan bertanggung jawab untuk perubahan merek yang terpisah ke dalam satu perusahaan yang sangat terintegrasi (Worthen, 2002). Sebelum tahap implementasi, Nestlé USA mempunyai Sembilan buku besar dan 28 poin catatan pelanggan (Worthen, 2002). Tujuan proyek ERP ini untuk membawa hal tersebut menjadi satu bagian.
Istilah “Implementasi ERP” bisa menjadi mimpi buruk jika proses tersebut gagal. Kegagalan tersebut dapat berakibat buruk bagi bisnis mereka, baik vendor maupun perusahaan. Oleh karena itu Vendor, seperti SAP berusaha untuk bekerja dengan teliti untuk mempertaruhkan reputasi mereka untuk dapat mencapai kesuksesan dalam implementasi. Beruntung bagi perusahaan yang mempertimbangkan implementasi ERP berdasarkan kepada apa telah dilakukan pada perusahaan lain sehingga bisa mempelajari keberhasilan dan kegagalan implementasi (Bangsa, 2015). Salah satu faktor kunci dari kesuksesan implementasi adalah jangan mencoba untuk membuat produk sama persis seperti idealnya dengan yang ingin dikerjakan atau dari sisi lain yang menganggap bahwa orang benar-benar akan mengubah prosesnya untuk memenuhi permintaan. Pertama, memerlukan waktu bertahun-tahun dan biaya yang dikeluarkan dan kedua, akan menemui hambatan besar (Adshead, 2002). Kendala terakhir untuk dihindari dalam implementasi ERP adalah tidak untuk meremehkan pentingnya pelatihan. Hal ini tidak umum ketika usirseperti karyawan menerima pelatihan beberapa hari pada sistem baru dan kemudian tidak melihat sistem lagi untuk beberapa bulan. User membutuhkan pelatihan yang dalam dan harus dilibatkan dengan pengujian sistem jika memungkinkan untuk dilakukan (Adshead, 2002).
Sayangnya untuk Nestlé USA, mereka tidak memperhatikan kegagalan dari yang lainnya. Sepanjang implementasi, Nestlé USA membuat kesalahan besar yang hampir menghancurkan proyek tersebut. Ketika proyek dimulai, satu tim dari 50 top eksekutif dan 10 senior profesional IT telah berkumpul untuk mengembangkan kumpulan best practices untuk semua divisi Nestlé USA. Tujuannya adalah untuk mengembangkan best practicesini untuk semua fungsi dari organisasi. Setiap fungsi dari manufaktur sampai penjualan nantinya akan dipaksa untuk meninggalkan pendekatan lama mereka dan menerapkan best practice baru yang sudah dikembangkan. Secara bersamaan, tim teknis dituduh karena melaksanakan implementasi struktur data umum di seluruh perusahaan (Worthen, 2002). Pada saat awal 2000, implementasi telah berubah menjadi bencana. Karyawan banyak yang tidak mengerti bagaimana menggunakan sistem baru dan hanya sedikit yang bersedia untuk membantu meluruskan kekacauan yang telah dikembangkan (Worthen, 2002).
·         Masalah implementasi Nestlé USA tidak sampai pada isu karyawan. Kesulitan teknis mulai muncul juga pada saat peluncuran sistem. Dalam rangka untuk menghadapi Y2K−Year 2 Kilo;sebuah istilah yang merujuk kepada kekacauan akibat kesalahan perhitungan komputer pada tahun baru 2000−, tim proyek telah mengabaikan titik integrasi di antara banyak modul aplikasi SAP yang dikembangkan. Ini berarti bahwa modul yang berbeda tidak dapat berhubungan dengan yang lain (tidak terintegrasi). Jadi ketika tenaga penjual memberikan diskon kepada pelanggan dan memasukkan ke dalam sistem, bagian akun piutang dari sistem tidak tahu tentang diskon tersebut. Hasilnya adalah pelanggan membayar tagihannya tetapi faktur yang muncul seolah-olah itu hanya sebagian yang dibayar. Pada saat Juni 2000, Nestlé USA dipaksa untuk berhenti untuk peluncurannya dan manajer proyek dihapus dari proyek dan dipindahkan ke Swiss (Worthen, 2002).
Berdasarkan uraian dari contoh kasus Nestlé di atas, dapat ditarik simpulan bahwa implementasi ERP suatu perusahaan tidak sama dengan implementasi yang pernah dihadapi oleh perusahaan lainnya. Meskipun ada berita buruk yang didengar atas implementasi ERP dan hal yang terkait dengan ERP, tetap terdapat kemungkinan untuk meraih kesuksesan dalam menerapkan ERP. Seperti yang dirasakan oleh Nueske’s Applewood Smoked Meats.



DAFTAR PUSTAKA:
https://www.kompasiana.com/riota97/mengenal-erp-sebagai-contoh-penerapan-manajemen-sistem-informasi_57f52f84ca23bd9717996f92

1 komentar:

  1. Terimakasih kakak atas artikel nya, terus tulis artikel lainnya ya kak. O iya, perkenalkan nama saya putri1622520017 dari kampus ISB Atma Luhur

    BalasHapus

PENERAPAN ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)

ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) 1.       Definisi ERP (Enterprise Resource Planning) adalah singkatan dari   Enterprise Resource ...